Bahaya Keakuan

white and brown houses under blue sky during daytimeBismillah
Berkata imam Ibnu Al-Qoyyim rahimahullahu Ta’ala:
وَلْيَحْذَرْ كُلَّ الْحَذَرِ مِنْ طُغْيَانِ ” أَنَا “، ” وَلِي “، ” وَعِنْدِي “،
“Dan seseorang harus benar berhati-hati dari keangkuhan pada kalimat “Akulah” dan “milikku” dan “padaku”.

فَإِنَّ هَذِهِ الْأَلْفَاظَ الثَّلَاثَةَ ابْتُلِيَ بِهَا إِبْلِيسُ وفرعون، وقارون،
sesungguhnya ketiga lafazh ini merupakan bencana bagi “Iblis, Fir’aun, dan dan Qorun”

فَ)أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ) لِإِبْلِيسَ،
Dan “Akulah lebih baik darinya” adalah ucapan iblis.

وَ {لِي مُلْكُ مِصْرَ} [الزخرف: 51] لفرعون،
Dan “milkkulah kerajaan mesir” adalah ucapan Fir’aun.

وَ {إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي} [القصص: 78] لقارون.
Dan “Sungguh aku mendapatkannya karena ilmu yang ada padaku” adalah ucapan Qorun.

وَأَحْسَنُ مَا وُضِعَتْ ” أَنَا ” فِي قَوْلِ الْعَبْدِ: أَنَا الْعَبْدُ الْمُذْنِبُ، الْمُخْطِئُ، الْمُسْتَغْفِرُ، الْمُعْتَرِفُ وَنَحْوِهِ.
Dan sebaik-baik penggunaan kalimat “Akulah” adalah pada ucapan seorang hamba: “Aku adalah hamba yang pendosa, suka berbuat salah, yang senantiasa meminta ampun pada Allah ‘Azza wa Jalla, yang senantiasa mengakui (dosa-dosanya) dan yang semisalnya.

” وَلِي “، فِي قَوْلِهِ: لِيَ الذَّنْبُ، وَلِيَ الْجُرْمُ، وَلِيَ الْمَسْكَنَةُ، وَلِيَ الْفَقْرُ وَالذُّلُّ:
Dan penggunaan “Milikku” adalah pada ucapan hamba: “Aku memiliki dosa”, “Aku memiliki keburukan”, “Aku memiliki kerendahan”, “Aku memiliki kefakiran dan kehinaan”.

” وَعِنْدِي ” فِي قَوْلِهِ: ” اغْفِرْ لِي جِدِّي، وَهَزْلِي، وَخَطَئِي، وَعَمْدِي، وَكُلَّ ذَلِكَ عِنْدِي “.
Dan ucapan “padaku” pada ucapan seorang hamba: “Ampunilah dosa-dosaku, baik yang serius, atau bercanda, dan kesalahanku, atau kesengajaanku, dan sungguh semua itu ada padaku”(Zaad Al-Ma’ad, 2/434-435)

Faidah dars kitab tauhid Akhukum fillah ✍️KAA

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top