Bismillah
Lamiyah Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rohimahullah IV
Kekokohan Aqidah Penulis I
اِسْمَعْ كَلَامَ مُحَقِّقٍ فِي قَوْلِهِ * لَا يَنْثَنِي عَنْهُ وَلَا يَتَبَدَّلُ
“Dengarkanlah ucapan seseorang yang meneliti ucapannya, yang mana dia itu tidak membengkok dari ucapannya itu dan tidak pula merubah-rubah.”
Berkata Syaikh Abdurrozzaq Alu Badr hafidzohullah terkait perkataan “dengarkanlah ucapan seseorang yang meneliti ucapanya”:
هذا لم يقله من باب التزكية لنفسه وانما قاله من باب ادخال الطمأنينة على السائل حتى يأخذ هذا التحقيق والبيان والايظاح
Tidaklah hal ini diucapkan oleh penulis dalam rangka mentazkiyah dirinya sendiri, sesungguhnya hal tersebut beliau ucapkan dalam rangka menentramkan orang yang bertanya kepadanya sehingga dia menerima tulisan, penjelasan dan pemaparan penulis.
Akan tetapi ada pula yang membolehkan memuji diri sendiri ketika adanya kebutuhan, sebagaimana atsar yang diriwayatkan oleh imam bukhori dan imam muslim dari Masruq berkata: berkata Abdullah bin Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu
والله الذي لا إله غيره ما أنزلت سورة من كتاب الله إلا أنا أعلم أين أنزلت ولا أنزلت آية من كتاب الله إلا أنا أعلم فيم أنزلت ولو أعلم أحدا أعلم مني بكتاب الله تبلغه الإبل لركبت إليه
Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar selain Dia, tidaklah ada satupun surat yang diturunkan dari kitabullah melainkan aku mengetahui dimana turunnya, dan tidaklah turun satu ayatpun dari kitabullah melainkan aku mengetahui dalam perkara apa ayat tersebut diturunkan, andaikata aku tahu ada orang yang lebih alim dariku mengenai kitabullah dan bisa dicapai dengan mengendari onta, niscaya aku akan berkendara kesana.
Al hafidz Ibn hajar rohimahullah berkata dalam fathul barinya,
وَفِي الْحَدِيثِ جَوَازُ ذِكْرِ الْإِنْسَانِ نَفْسَهُ بِمَا فِيهِ مِنَ الْفَضِيلَةِ بِقَدْرِ الْحَاجَةِ .
Hadits ini menunjukkan boleh nya seseorang memuji dirinya sendiri terhadap keutamaan yang ada pada dirinya ketika adanya kebutuhan terhdap hal tersebut.
Begitupun al Imam An-Nawawi rohimahullah dalam syarah sohih muslimnya berkata:
Hadits tersebut adalah dalil bolehnya seseorang menyebutkan untuk dirinya sendiri dengan keutamaan, ilmu dan yang semisal dengnnya, karena telah banyak dari kalangan orang-orang terbaik yang menyebutkan kutamaan diri mereka dalam rangka menolak bahaya bagi dirinya, atau dalam rangka kemaslahatan bagi manusia, atau dalam rangka agar manusia mengambil ilmu darinya-sebagaimana hadits ibn Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu diatas-. [al Minhaj, syarah shohih muslim, juz 16 hal 16-17].
Perkataan penulis :
لَا يَنْثَنِي عَنْهُ وَلَا يَتَبَدَّلُ
yang mana dia itu tidak membengkok dari ucapannya itu dan tidak pula merubah-rubah.
berkata syaikh Abdurrozzaq Alu Badr hafidzohullah:
وهذه الصفة خاصة بعلماء اهل السنة وائمة السلف وهي ناشئة عن وضوح الاعتقاد عندهم والصفاء الدين والثقة التامة الكاملة بما عرفوه وفهموه من كلام الله وسنة نبيه صلى الله عليه وسلم فهم على ثقة تامة وعلى يقين بما هم عليه من اعتقاد,فهي صفة لاهل السنة
Dan ini adalah sifat khusus yang dimiliki oleh ulama ahlussunnah dan imam-imam dari kalangan salaf, dan hal tersebut muncul dari terangnya aqidah disisi mereka dan kemurnian agamanya, serta keteguhan yang sempurna terhadap apa-apa yang mereka ketahui dan fahami dari kalamullah dan sunnah Nabi-Nya shollallahu ‘alaihi wasallam, maka mereka berada diatas puncak keteguhan dan keyakinan terhadap apa-apa yang mereka berada diatasnay dari perkara-perkara aqidah. Dan hal tersebut merupakan sifat dari ahlussunnah wal jama’ah.
اما اهل البدع والاهواء فانهم اهل تنقل وتبديل وعدم الثبات على اعتقاد بسبب ما تعلقت به نفوسهم من الجدل ما ضربوه لك الا جدلا بل هم قوم خصمون
Adapun ahli bid’ah dan orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya maka mereka adalah orang yang senantiasa berpindah-pindah, berubah-ubah dan tidak pernah teguh diatas satu Aqidah dikarenakan apa-apa yang berkaitan dengan jiwa-jiwa mereka dari berbantah-bantahan, sebagaimana firman-Nya “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar” [diringkas dari dars Syaikh Abdurrozaq Alu badr terhadap lamiyah].
Al Imam At-Tirmidzi dan Ibn Majah meriwaytkan hadits dengna sanad yang hasan, dari Abu Umamah rodhiyallahu ‘anhu, Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ما ضل قوم بعد هدى كانوا عليه إلا أوتوا الجدل
‘Tidaklah suatu kaum tersesat setelah mendapat petunjuk yang ada pada mereka melainkan karena mereka suka berbantah-bantahan.’
Semoga Allah hindarkan kita dari berbantah-bantahan dalam agama, dan semoga Allah teguhkan kita diatas agama dan sunnah Nabi-Nya ﷺ sampai Allah mewafatkan kita
Secangkir kopi pagi yang penuh arti, 8 dzulqo’sudah 1445, semoga Allah mengampuni dosa2nya dan dosa-dosa kedua orang tuanya.. KAA