Bismillah
Lamiyah Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rohimahullah VIII
Al-Qur’an di sisi Ahlussunnah II
* آيَاتُهُ فَهْوَ الْكَرِيْمُ اْلمُنْزَلُ
“…ayat-ayatnya, maka dia (Al Qur’an) adalah (kitab) yang mulia yang diturunkan.”
Berkata Syaikh Abdurrozzaq Alu Badr hafidzohullah dalam syarah Lamiyahnya:
ايات القرآن تدل على ان القرآن وحي منزل من الله سبحانه وتعالى نزل به جبريل على النبي الكريم صلوات الله وسلامه عليه ولهذا يقول الناظم اعتقد عقيدتي في القرآن بان هذا وحي من الله
Ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwasanya Al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan perantara malaikat Jibril -alaiahissalam- kepada Nabi yang mulia shollallahu ‘alaihi wasallam, oleh kerena itu penulis nadzom ini berkata: “Aqidah yang dengan nya aku yakini berkaitan dengan Al-Qur’an yang merupakan wahyu dari Allah sebagaimana firman-Nya:
وما ينطق عن الهوى ان هو الا وحي يوحى
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). [An-Najm 3-4].
Syaikh Al-Jibrin rohimahullah dalam syarah lamiyahnya mengatakan:
Penulis menyebutkan bahwasanya Al-Qur’an memilki sifat “hakim’ yang berarti kitab yang didalamnya penuh dengan hikmah” atau “kitab yang didalamnya tekandung hukum-hukum dan faidaah-faidah” [Syarah lamiyah Syaikh Abdurrahman Al-Jibrin : 29]
sebgaimana Allah telah mensifatinya didalam firman-Nya:
تلك ايات الكتاب الحكيم
Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmah (luqman :2)
كتاب أحكمت اياته
suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi (Hud :1)
منه ءايات هن أم الكتاب
Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an (Ali Imron :7.)
Kemudian beliau berkata: “kitab yang mulia ini, yang Allah turunkan kedalam hati Nabi kita Muhammmad shollallahu ‘alaihi wasallam , sebagaimana firman-Nya:
وَإِنَّهُ لَتَنزيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (192) نزلَ بِهِ الرُّوحُ الأمِينُ (193) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ (194) بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ (195)
Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruhul Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (Asy-Syu’aro : 192-195)
Dan Al-Qur’an ini adalah kalamullah, hurufnya dan maknanya, kalamullah bukanlah huruf yang tidak memilki makna, dan bukanlah kalamullah apabila hanya memilki makna tanpa huruf-yang mengungkapkanya-, bahkan Allah ﷻ berbicara dengan huruf-huruf tersebut. Dan ada banyak ayat dan hadits yang menunjukkan bahwasnya Allah ﷻ Maha Berbicara sesuai dengan Kehendak-Nya. Dan Kalam-Nya tidak ada permulaan dan akhinrya,oleh karena itu Allah Mengabarkan bahwasanya Kalam-Nya tidak akan berhenti dan habis. Allah berfirman:
قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
Katakanlah wahai Muhammad, “Kalau seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula) [Al-Kahfi:109]
وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Luqman : 27].
Yakni : “kalau seandainya seluruh pohon di bumi dari awal sampai kiamat dijadikan sebagai pena dan lautan dunia ditambah tujuh lautan yang semisal denganya sebagai tintanya, niscaya tidak akan cukup untuk menuliskannya. [Syarah lamiyah Syaikh Abdurrahman Al-Jibrin rohimahullah, hal 30, secara ringkas].
14 dzulqo’dah 1445H, secangkir kopi untuk meredakan suasana hati dengan untaian hikmah penuh arti.. KAA